JAKARTA, KOMPAS.TV - Belum banyak yang tahu, Ir Soekarno tidak hanya membacakan teks proklamasi, namun juga memberikan pidato saat detik-detik kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Pidato dan pembacaan teks proklamasi itu dilakukan di depan kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta Pusat pada pukul 10.00 WIB.
KASIR KITA. Karya : Arifin C. Noer. Editor : Rahman Sabur. RUANG TENGAH DARI SEBUAH RUMAH YANG MENYENANGKAN BUAT SUATU KELUARGA YANG TAK BEGITU RAKUS. LUMAYAN KEAADAANNYA SEBAB LUMAYAN PULA PENGHASILANNYA SI PEMILIKNYA SEBAGAI SEORANG KASIR DISEBUAH KANTOR DAGANG YANG LUMAYAN BESARNYA. KASIR KITA ITU BERNAMA MISBACH JAJULI.
Apakah kita Sudah Merdeka? Adaptasi Naskah monolog Putu wijaya Kemerdekaan dan demonstrasi Karya: Saiful Amri. Di sebuah kota tinggalah seorang pejuang veteran wanita, dia tinggal di sepetak rumah kecil yang jauh dari layak terletak digang sempit yang diapit oleh gedung DPRD yang megah, dia berjuang hidup bersama cucunya nya yang masih SD, meski pejuang veteran tersebut umurnya sudah tua namun
โ€œSeorang juragan perkutut yang sudah sangat tua, ingin memberikan hadiah kepada burung perkututnya yang sudah puluhan tahun bekerja dengan dia,โ€ ucap Putu. Monolog ini berkisah tentang seorang juragan tua yang memiliki 200 juta burung perkutut yang disimpannya di dalam sangkar.
Naskah Monolog Apakah Kita Sudah Merdeka; Naskah Drama 9 Orang Tentang Persahabatan; Contoh Naskah Moderator Dalam Presentasi Kuliah; Contoh Naskah Drama Sumpah Pemuda Download; Naskah Drama Bahasa Inggris Dan Terjemahannya; Naskah Pidato Perpisahan Kelas 6 Bahasa Sunda; Naskah Soal Un Biologi Sma 2020; Naskah Dialog Drama Ramayana Bahasa Indonesia

Perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan di ruang makan rumah Laksamana Maeda. Naskah ditulis tangan oleh Soekarno dibantu Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Sementara perumusan

Selain itu, monolog ada yang hanya berupa gerakan dan ada juga yang dikombinasikan dengan naskah yang sudah dibuat. Proses komunikasi yang terjadi pada monolog dilakukan secara bertahap yang dimana setiap tahapan-tahapan itu berupa suatu peristiwa yang diperankan oleh seorang diri hingga bisa menghadirkan suatu cerita yang dapat dipahami oleh

Ada banyak dimensi yang akan coba di tulis pada momentum kemerdekaan ini: Dimensi Politik. Apakah kita sudah merdeka secara politik, kalau faktanya demokrasi kita dibajak oleh para pemilik modal, seharusnya pemegang kedaulatan tertinggi yang sah adalah di tangan rakyat sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Dasar 1945, namun faktanya
โ€Cucu saya, yang masih SD, bertanya. Kek, apakah kita telah merdeka? Tentu saya heran, ini anak SD apa kerasukan setan. Tiba-tiba mempertanyakan kemerdekaan,โ€ ujarnya setengah melompat ke belakang. Adegan bermuatan sindiran tersebut mengawali pentas monolog Putu Wijaya di Gedung Serbaguna Unair, Rabu (19/11) malam.
.
  • c28zc3uvjt.pages.dev/198
  • c28zc3uvjt.pages.dev/232
  • c28zc3uvjt.pages.dev/356
  • c28zc3uvjt.pages.dev/576
  • c28zc3uvjt.pages.dev/187
  • c28zc3uvjt.pages.dev/549
  • c28zc3uvjt.pages.dev/278
  • c28zc3uvjt.pages.dev/10
  • c28zc3uvjt.pages.dev/905
  • c28zc3uvjt.pages.dev/333
  • c28zc3uvjt.pages.dev/554
  • c28zc3uvjt.pages.dev/954
  • c28zc3uvjt.pages.dev/54
  • c28zc3uvjt.pages.dev/824
  • c28zc3uvjt.pages.dev/642
  • naskah monolog apakah kita sudah merdeka